Sikap Tahu Batas: Meneropong Hasrat Partai Politik di Tengah Pusaran Uang

“When it is a question of money, everybody is of the same religion.” François-Marie Arouet / Voltaire (1694-1778)

tahu batasJika di penghujung tahun 60-an ada ungkapan ‘kita Keynesian semua sekarang’, maka di era pasca Perang Dingin ini ada yang bilang ‘kita kapitalis semua sekarang’. Mungkin ditambah catatan kecil, kecuali Korea Utara. Jika kita kembali kepada satu prinsip utama kapitalisme, ungkapan itu tidaklah berlebihan. Bukankah, katakanlah Rusia dan China, Tirai Besi dan Tirai Bambu di masanya, sekarang juga mengenal pemisahan antara alat produksi dan buruh? Dimana alat-alat produksi itu bisa secara bebas dimiliki oleh orang-per-orang. Yang ini berbeda dengan jaman feudal ketika semua alat produksi hanya dimiliki oleh kaum bangsawan. Baca lebih lanjut

Disiplin Hasrat: Keutamaan Politik dalam Filsafat Stoa

Fenopol_9_13Moralitas Stoa dibangun di atas dasar realisme psikologis bahwa manusia adalah makhluk hasrat yang akan selalu digerakkan oleh hasrat-hasrat alamiahnya, dan cenderung tunduk padanya. Disiplin hasrat menjadi menjadi batu penjuru yang memisahkan antara moralitas kebanyakan manusia yang hidup secara alamiah mengikuti begitu saja hasrat-hasratnya (the fools) dan moralitas sedikit mereka yang hidup secara mawas-diri dengan terlatih untuk membaca serta menguasai hasrat-hasratnya (the sage). […] Disiplin hasrat menjadi ukuran kerasnya moralitas bagi sedikit manusia yang berani menyebut diri sebagai pemimpin. Baca lebih lanjut

Kutipan Buku

SATUNYA KATA DAN TINDAKANMarcus Aurelius, Lingkaran Filsafat, dan Kerasnya Laku Hidup Seorang Kaisar Stoa

Moralitas Stoa diciptakan, dituliskan, dan dimadahkan bagi mereka sedikit orang yang harus terampil berenang-berselancar di dalam kubangan hasrat kepentingan. Moralitas Stoa diciptakan, dituliskan, dan disabdakan bagi mereka yang memperoleh mandat atau mendaku-diri sebagai pemimpin. Karena sejak awal filsafat Stoa menekankan pada pendaya-gunaan atau optimalisasi bagian jiwa yang berfungsi untuk mengkomando-memerintah keseluruhan diri manusia (hegemonikon), maka sejak awal pula filsafat Stoa telah menjadi etika filosofis bagi mereka yang memiliki kewajiban/mandat untuk mengkomando dan memerintah tatanan yang lebih besar dari dirinya sendiri. Baca lebih lanjut

BUKU BARU

SATUNYA KATA DAN TINDAKANExcerpt Buku

“SATUNYA KATA DAN TINDAKAN”

(Penerbit Sanggar Pembasisan Pancasila)

Oleh: Greg Sudargo, Pengantar: Yos Setiyoso, Epilog: Ito Prajna-Nugroho

isbn

MAWAS DIRI: BELAJAR DARI AMERIKA SERIKAT DAN CINA

Jika melihat Lincoln dan yang ada di pihaknya melakukan mawas diri, dan banyak dari mereka mempunyai kekuatan politik dalam mempengaruhi negara, maka bisa dikatakan mawas diri ini dilakukan tidak hanya dilakukan oleh ‘super-rich’, tetapi juga oleh ‘super-power’. Hapusnya perbudakan adalah juga berarti melepas (sebagian) kekuasaan mereka (atas orang lain). Kekuasaan yang ‘super’ ini, terutama kekuasaan atas budak-budak, dilepas. Dengan hapusnya perbudakan, dengan dilepaskannya sebagian kekuasaan dari kelompok ‘super-power’, yang sekaligus ‘super-rich’ ini ternyata telah mengubah tata-interaksi dan tata-hidup bersama bangsa Amerika. Ketika ‘potensi pemberontakan’ dalam negeri berhasil di’minimalisir’ dengan membebaskan ‘rakyat yang tertindas’ maka AS bisa lebih konsentrasi menghadapi pesaing-pesaing dari belahan dunia lainnya. Dan selain itu, budak yang telah dibebaskan itu, ketika kemampuannya semakin meningkat, bukankah mereka juga pada akhirnya ikut memperkuat penyerapan hasil produksi (industri) juga? Baca lebih lanjut