Sekapur Sirih

Ito Prajna-Nugroho

Setiap hasil karya, apapun bentuk dan medianya, pastilah merupakan hasil dari sebuah proses pergulatan, penghayatan, dan komitmen. Karya yang sedang berada di tangan Anda ini tidaklah berbeda. Rangkaian tulisan yang akan segera Anda baca ini merupakan buah perenungan-pemikiran penulis hasil dari proses pergulatan dan penghayatan yang muncul bersamaan dengan perjalanan-perjalanan ke berbagai daerah di Jawa-Sumatra, perdebatan dan diskusi dengan para sahabat di berbagai forum yang diselenggarakan khususnya oleh Pergerakan Kebangsaan dan Sanggar Pembasisan Pancasila.

Secara umum buku ini berkenaan dengan tiga hal pokok. Pertama adalah realitas politik Indonesia sebagai latar-belakangnya. Kedua adalah manusia Indonesia sebagai subjek pembahasan di dalamnya. Ketiga adalah filsafat, atau lebih khusus lagi fenomenologi, sebagai alat-baca untuk melihat/memahami gerak realitas politik berikut gerak jiwa manusia-manusia yang hidup dan mati di dalamnya. Jika realitas politik dan eksistensialitas manusia menjadi problem dasar yang hendak dibedah dalam buku ini, maka fenomenologi menjadi metode dasar yang digunakan untuk membedah dan memahami problem tersebut. Buku ini tidak membahas fakta objektif dan problem semata-mata demi mencari penyelesaian (solusi) yang instan belaka. Lebih dari itu, buku ini mengajak Anda untuk memasuki kedalaman alam pikiran filsafat, dan dari kedalaman itu mencoba untuk memaknai serta menguraikan cara bagaimana berbagai fakta dan problem itu dapat dipahami dengan lebih luas-mendalam.

Keluasan dan kedalaman kita dalam melihat suatu fakta/masalah ternyata memiliki dampak besar dalam menentukan cara bagaimana fakta/masalah itu dapat dihadapi dan diselesaikan. Maka problem cara berpikir menjadi intisari dari seluruh permasalahan yang dibahas dalam buku ini. Menggugat cara berpikir kita menjadi alasan mengapa buku ini ditulis. Sebuah konfrontasi, inilah tema utama buku ini. Konfrontasi terhadap pelupaan kita sebagai manusia Indonesia yang ugahari dan berdikari, konfrontasi terhadap pelupaan kita atas tanggungjawab kita sebagai insan yang mampu berpikir dan mengingat, konfrontasi terhadap ketimpangan dan ketidakadilan yang seringkali menimpa mayoritas mereka yang terpinggirkan serta terlupakan, dan lebih dari itu semua, konfrontasi terhadap diri kita sendiri sebagai pribadi merdeka yang mampu berpikir, bersikap, bertindak, menegaskan diri, dan mengambil tanggungjawab. Jika Anda setidaknya merasa sedikit terprovokasi-tergugat, tergerak untuk berpikir dan mencari lebih jauh, atau menjadi gelisah dengan membaca uraian dalam buku ini, maka buku ini, dengan segala cacat dan kekurangannya, telah memenuhi tujuan dari alasan mengapa ia ditulis.

Kepada para sahabat di Pergerakan Kebangsaan dan Sanggar Pembasisan Pancasila, juga kepada rekan-rekan dan para maha-guru di Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara, penulis mengucapkan rasa terima kasih yang tulus. Melalui mereka seluruh perjumpaan, pendalaman, dan pergulatan saya menjadi bermakna. Kepada para sahabat di luar lingkungan akademik, mereka yang seringkali terlupakan dan terpinggirkan, mereka yang lebih senang dikenang tanpa-nama, mereka yang bergulat bertahan hidup dalam keseharian mereka yang sederhana, untuk kalian semua para sahabat buku ini dipersembahkan.

Selamat Merenung

Ito Prajna-Nugroho

2 thoughts on “Sekapur Sirih

  1. media dekonstruksi berkata:

    Selamat atas terbitnya buku ini.
    maju terus panzer kecil!

  2. anka wiedjadja berkata:

    Selamat!

Tinggalkan komentar